Pages

Kamis, 11 Oktober 2012

Bagas Godang

 

Berbicara mengenai Rumah Adat Batak, maka yang akan kita bicarakan adalah rumah adat Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak dan Angkola. Walaupun semuanya memiliki kemiripan baik dari segi ornamen, fungsi maupun arsitektur, namun tetap saja masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Untuk postingan kali ini akan dibagi kedalam beberapa bagian karena terlalu banyaknya materi jika dibahas sekaligus, untuk yang pertama kita akan coba mengenal Rumah Adat Batak dari semua sub suku secara umum.

Rumah Adat Toba
  
Berdasarkan bentuknya rumah dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
    • Rumah Bolon 
      Rumah yang cukup besar (biasanya dimiliki oleh orang yang mampu saja) berbentuk persegi panjang dan sanggup untuk ditempati 5 sampai 6 keluarga. Biasanya memiliki jumlah anak tangga yang ganjil dan pintu masuk yang pendek sehingga untuk dapat masuk kita harus menundukkan kepala.


      Di bagian luar dindingnya biasanya terdapat hiasan-hiasan berupa ukiran atau pahatan yang diberi warna-warna, yang disebut dengan Gorga (akan dibahas dalam postingan selanjutnya). Sedangkan dibagian sudut rumah biasanya terdapat pula hiasan yang disebut Gajah Dompak (bermotif wajah binatang) yang dimaksudkan sebagai penolak bala. 
      • Ruma / Jabu
      Rumah sederhana yang hanya mampu menampung 1 keluarga, tidak terdapat hiasan-hiasan maupun ukiran-ukiran dengan ukuran yang jauh lebih kecil dari Rumah Bolon, namun dengan ciri-ciri arsitektur yang sama. Rumah tipe ini lah yang paling banyak bisa ditemui saat ini.

      Rumah Adat Simalungun


      Rumah Adat Simalungun memiliki kemiripan dan kesamaan dengan Rumah Adat Toba baik dari segi bentuk, arsitektur, nama, dan juga ornamen-ornamen hiasannya.

      • Rumah Bolon
      Merupakan kediaman para raja dan keluarganya, ciri khas utama adalah dibagian bawah atau kaki bangunan selalu berupa susunan kayu yang masih bulat-bulat atau gelondongan, dengan cara silang menyilang dari sudut ke sudut. Ciri khas lainnya adalah bentuk atap di mana pada anjungan diberi limasan berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduknya.

      Rumah Adat Karo

      Disebut sebagai Siwaluh Jabu, panjangnya bisa mencapai 13 meter dengan lebar mencapai 10 meter dan biasa ditempati oleh 4 hingga delapan keluarga (jumlah keluarga harus selalu genap). Salah satu ciri khususnya adalah rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku, melainkan dengan cara dipantek dengan pasak atau diikat menyilang dengan tali.


      Salah satu keunikan lainnya yaitu atap rumah dibangun bertingkat-tingkat cukup tinggi dan mampu bertahan hingga usia ratusan tahun.

      Rumah Adat Mandailing


      Rumah Adat Mandailing disebut sebagai Bagas Godang sebagai kediaman para raja, terletak disebuah kompleks yang sangat luas dan selalu didampingi dengan Sopo Godang sebagai balai sidang adat. Bangunannya mempergunakan tiang-tiang besar yang berjumlah ganjil sebagaimana juga jumlah anak tangganya.

      Rumah Adat Pakpak


      Ciri khas Rumah Adat Pakpak terletak pada bagian atapnya yang melengkung dan mempunyai satu bagian atap kecil dibagian paling atas. Sayangnya rumah adat ini kini semakin sulit ditemui karena kurang dilestarikan. Bentuk bangunan yang masih utuh bisa ditemukan di Sidikalang, Dairi, dan Pakpak Barat.

      Rumah Adat Angkola


      Dikenal sebagai Bagas Godang, yang saat ini masih banyak bisa kita temui di daerah Sipirok dan Padang Sidempuan.

      Demikian penjelasan umum mengenai Rumah Adat Batak untuk kali ini, untuk postingan selanjutnya kami akan coba membahas satu persatu.

      0 komentar:

      Posting Komentar

       

      Blogger news

      Blogroll

      About